Menanti Sebuah Jawaban

Aku menanti hari itu. Menanti sesuatu dari bibir mu. Satu jam masih tertahan. Satu hari kau hanya terdiam. Berbulan-bulan terlewati, yang kunanti tetao tenggelam.

Entah memang Tuhan menciptakanku untuk menanti, atau memang ia ingin memberikan seseorang yang terbaik untuk jadi pendampingku nanti. Tapi rasanya, aku sudah lama menanti. Menanti sebuah jawaban.

Mampukah aku menanti? Sampai kapan? Padahal, aku hanya meminta empat kata keluar dari bibirmu. AKU – JUGA – INGIN – MEMILIKIMU. Apakah itu salah?

Kuharap kau menjemput tanganku dalam genggaman. Lalu, menyematkan sayangmu pada jemariku. Dan kau ikrarkan niat itu padaku.